Pertanian Konservasi lebih menjanjikan
Pertanian Konservasi menjanjikan keberhasilan dan keberlanjutan dengan meniru kebijakan proses asli alami. Tetapi keberhasilan butuh waktu, kesabaran dan keuletan, apalagi di lahan tidak subur atau sudah rusak. Cara pandang pertanian tradisional dan konvensional harus pula ditinggalkan. Badan Pangan dan Pertanian (FAO) PBB yang mempromosikan pertanian konservasi (PK) mengakui tidak mudah mengajak petani mengadopsi PK karena masih gamang, ragu, dan takut akan risikonya. Ada bayangan belum bisa berhasil pada tahun-tahun pertama. Terutama pada mereka yang merasa menguasai cara pertanian yang baik dan berhasil. Tiga prinsip praktek PK adalah tanpa olah tanah, penutup tanah permanen dari bahan organik, dan rotasi atau diversifikasi tanaman. Tetapi secara tradisional petani memiliki persepsi bahwa mengolah tanah baik bagi penanaman benih dan pengendalian gulma. Ada hambatan cultural bagi adopsi PK. Tanpa olah tanah memberi kesan lahan tidak bersih, rawan terhadap gulma, hama dan penyakit. Penutup tanah tidak pula serta merta menyediakan cukup hara bagi tanaman, perlu waktu. Tidak pula mudah memilih tanaman rotasi atau diversifikasi. Belajar dari Alam Konsep pertanian konservasi diilhami proses alam di luar jamahan manusia. PK menurut FAO didasarkan pada kehidupan tanah: “Tanah harus dipelihara agar dalam kondisi di mana hidup bisa berkembang.” Tujuannya melestarikan, memajukan dan menggunakan secara lebih efisien sumberdaya alam melalui manajemen terpadu sum erdaya tanah, air dan biologis digabung dengan asupan eksternal. Mendukung pelestarian lingkungan, meningkatkan dan menopang produksi pertanian. Alam menunjukkan tanaman bisa bertumbuh tanpa olah tanah. Kesuburan dan struktur tanah perawan biasanya lebih dari tanah yang beberapa dekade diolah untuk ditanami. Pengolahan tanah menyebabkan aerasi sehingga mempercepat mineralisasi bahan organik dalam tanah yang diserap tanaman sehingga cepat habis. Peresapan air paling tinggi terjadi pada tanah tanpa olah yang secara terus menerus ditutupi bahan tumbuhan. Limbah tanaman penutup tanah mengurangi tekanan gulma, meningkakan infiltrasi air hujan dan melindungi tanah dari evaporasi. Penutup tanah melindungi dan memberi makan unsur pendukung kehidupan tanah yakni flora dan fauna mikro dan makro seperti cacing tanah, serangga, bakteri, jamur dan akar tanaman. Juga menjaga kestabilan dan kebaikan struktur tanah. Sumber
0 komentar:
Posting Komentar